CNBC Media – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) kembali melemah pada perdagangan Rabu (17/1/2024). Rupiah ditutup di level Rp 15.585 per USD, melemah 0,14% dari posisi sebelumnya Rp 15.565 per USD.
Pelemahan rupiah ini terjadi seiring dengan penguatan dolar AS di pasar global. Dolar AS menguat karena investor mencari aset yang aman di tengah meningkatnya risiko perang antara Rusia dan Ukraina.
Selain itu, pelemahan rupiah juga disebabkan oleh faktor domestik, yaitu tingginya inflasi. Inflasi Indonesia pada Desember 2023 mencapai 4,72%, tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Pelemahan rupiah ini akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Hal ini karena akan membuat impor menjadi lebih mahal dan ekspor menjadi lebih murah.
Anjloknya Rupiah Dipicu Berbagai Faktor
Pelemahan rupiah hari ini dipicu oleh berbagai faktor, antara lain:
- Kenaikan suku bunga The Fed
Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan bulan Februari mendatang. Hal ini akan membuat dolar AS menjadi lebih menarik bagi investor.
- Perang Rusia-Ukraina
Perang Rusia-Ukraina yang masih berkecamuk juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pelemahan rupiah. Hal ini karena investor mencari aset yang aman di tengah meningkatnya risiko perang.
- Tingginya inflasi Indonesia
Inflasi Indonesia pada Desember 2023 mencapai 4,72%, tertinggi dalam lima tahun terakhir. Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mendorong pelemahan rupiah.
Dampak Pelemahan Rupiah
Pelemahan rupiah akan berdampak negatif pada perekonomian Indonesia. Hal ini karena akan membuat impor menjadi lebih mahal dan ekspor menjadi lebih murah.
- Impor yang lebih mahal akan meningkatkan biaya produksi
Impor yang lebih mahal akan meningkatkan biaya produksi bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia. Hal ini akan membuat harga barang dan jasa menjadi lebih mahal.
- Ekspor yang lebih murah akan mengurangi pendapatan negara
Ekspor yang lebih murah akan mengurangi pendapatan negara dari ekspor. Hal ini akan membuat defisit neraca perdagangan Indonesia semakin besar.
- Inflasi yang lebih tinggi
Pelemahan rupiah juga akan mendorong inflasi di Indonesia menjadi lebih tinggi. Hal ini karena akan membuat harga barang impor menjadi lebih mahal.
Upaya Pemerintah untuk Menjaga Rupiah
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menjaga nilai tukar rupiah, antara lain:
- Menjual dolar AS dari cadangan devisa
Pemerintah telah menjual dolar AS dari cadangan devisa untuk menjaga nilai tukar rupiah. Namun, upaya ini akan membuat cadangan devisa Indonesia semakin menipis.
- Meningkatkan suku bunga acuan
Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan Januari 2024. Hal ini diharapkan dapat menarik minat investor untuk menanamkan modal di Indonesia.
- Memperbaiki neraca perdagangan
Pemerintah juga berupaya untuk memperbaiki neraca perdagangan Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor.
Namun, upaya-upaya pemerintah tersebut belum mampu untuk menahan pelemahan rupiah. Oleh karena itu, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah yang lebih terukur dan komprehensif untuk menjaga nilai tukar rupiah.